Pengantar :
Sebuah Langkah Strategis
: dari teori ke praktek
Sinergi Majelis Tabligh dan Majelis Ekonomi dengan
Jamaah
Menyadari bahwa Sembilan dari sepuluh
pintu rezeki (maisyah) ada pada perniagaan, MTDK bekerjasama dengan Majelis Ekonomi pada prinsipnya siap membantu setiap jama’ah untuk berwirausaha
sehat. Karena itu, dalam kajian ekonomi dan kesehatan pada pengajian rutin Ahad
Kliwon, 21 April 2013, tema yang akan kita dialogkan adalah tugas dakwah kaitannya
dengan wirausaha sehat. Harapannya setelah pengajian muncul kesadaran atau
semangat jiwa wirausaha yang makin baik
pada tiap jama’ah baik yang sudah menjalani usaha formal maupun usaha informal (full time atau part
time).
Dalam riwayat juga dikatakan bahwa Rasulullah SAW selain menjadi pemimpin umat, juga dikenal sebagai
seorang wirausahawan. Beliau sukses menjalani keduanya. Antara nafkah dan
dakwah tidak lepas dari kehidupannya. Namun saat ini, tidak sedikit umat islam
yang mengaku pengikut setia Rasulullah justru meninggalkan wirausaha dan
memilih bekerja sebagai seorang pegawai. Sayangnya dakwah sebagai kewajiban
utama ternyata banyak ditinggalkan oleh umat islam hanya untuk sekedar mengejar
duniawinya.
Juga bisa diberitakan di
sini bahwa sesuai dengan riwayat yang
mengatakan bahwa Abdurrahman bin Auf, salah seorang dari sepuluh sahabat Nabi
yang dikabarkan dijamin masuk surga adalah pelaku usaha (wirausaha) yang jujur
dan dermawan. Karena itu, bila umat islam ingin masuk surga, jadilah wirausaha
yang jujur dan dermawan alias jujur dan suka sedekah.
Seorang wirausahawan sukses, Jaya Suprana, kita tahu beliau non
muslim, dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang keberhasilannya selama
ini dalam usahanya, dia mengatakan “saya mencontoh Muhammad.”
Bagaimana dengan kita ?
Semoga kajian berikut ini bermanfaat ...
WIRAUSAHA
(oleh Drs. Jumarodin, Perwira Jogja) *)
Beberapa pengertian Wirausaha :
1.
Pengertian wirausaha identik dengan
wiraswasta. Wira artinya utama, gagah, luhur, berani atau teladan; swa artinya
sendiri; sta artinya berdiri; swasta artinya berdiri di atas kaki sendiri
2.
Wiraswasta (wirausaha) bisa diartikan
sebagai suatu keberanian untuk memulai suatu usaha atas kekuatan diri sendiri.
Artinya setiap pelaku usaha punya watak/ kebiasaan mandiri dalam memenuhi
kebutuhannya tiap hari
3.
Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha)
adalah orang yang menginvestasikan waktunya; uangnya; dan kegiatannya; untuk
memulai usahanya hingga berhasil secara bertahap makin sempurna. Artinya dalam
usaha, tiap wirausaha ada kesiapan mental untuk menanggung resiko atau bertanggung
jawab pada setiap kegiatan yang dilakukannya dengan sadar (beriman) dan berani
dalam menjalankan usahanya
4.
Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga
bisa dikatakan sebagai orang yang pandai mengenali produk; memasarkannya; dan
mengevaluasi hasilnya
5.
Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga
bisa dikatakan sebagai orang yang pandai mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun adanya produk baru, memasarkannya dan mengelola modal
yang terkait dengan usahanya secara menyeluruh
6.
Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga
bisa dikatakan sebagai orang yang berani ambil resiko dengan mengelola
produksi; modal; bahan baku; tenaga kerja; dan untung ruginya
7.
Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga
bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki respon kreatif (innovator) terhadap sikon yang ada di
lingkungannya dengan berbagai bentuk kegiatan usaha yang dilakukannya agar
mengasilkan tepat guna berdasar modal / potensi yang ada
8.
Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga
bisa dikatakan menurut hemat kami sebagai orang yang pandai menangkap peluang
dan berani menanggung resiko, sanggup bekerja keras, percaya diri, siap
mengelola usahanya, selalu ingin berprestasi dan mudah beradaptasi dalam
jalankan berbagai jenis usahanya
Usaha Formal versus Usaha
Informal
1.
Usaha formal adalah usaha yang dijalankan dengan
menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan dengan baik, seperti: 1. modalnya
biasanya besar; 2. ijinnya; 3. pajaknya; 4. pembukuannya tertib karena
transaksinya tiap hari banyak dan harus dianalisa untung ruginya; 5. lokasinya
biasanya di kota; 6. ada pekerjanya cukup; 7. organisasinya tertib; 8. target
penjualan nya jelas; 9. labanya biasanya besar untuk biaya operasional masih
sisa; dll
2.
Usaha
informal adalah usaha yang dijalankan warga masyarakat yang omzetnya tidak
besar; 1. modalnya biasanya tidak besar karena kegiatan usahanya masih
terbatas; 2. biasanya tidak memiliki ijin USAHA karena sifatnya sementara; 3. pajaknya
tidak ada karena belum ada UU yang mengaturnya; 4. admin-nya sederhana bahkan
ada yang tidak dicatat; 5. lokasinya tidak sewa karena bisa di rumah sendiri;
peralatan yang digunakan biasanya masih sederhana; 6. pekerjanya biasanya
dijalani sendiri kalau rame baru cari tenaga; 7. organisasinya dibuat sesuai
kebutuhan dan banyak yang tidak ada; 8. target penjualannya tidak jelas; 9. labanya
kecil atau tidak jelas karena kadang hasil usahanya dicampur dengan uang
keluarga; 10. barang/ jasa yang dihasilkan relative murah sebab seharusnya ada
pos dibayar tapi tidak dibayar seperti ijin usaha, pajak, contohnya pedagang
kaki lima, tukang tambal ban, salon kecantikan, dan lainnya
Pentingnya Wirausaha :
3.
Kenapa kita harus menjalani wirausaha sehat?
Karena peran pelaku usaha terus
dinanti hingga saat ini terutama di Negara berkembang yang sedang membangun
kekuatan ekonominya. Mereka bukan objek pembangunan saja, tapi sekaligus
sebagai pelaku/ subjek pembangunan; karena pelaku usaha lebih dominan
menentukan kemajuan suatu bangsa dibanding sumber daya alam yang ada. Contohnya
Negara Jepang walau miskin sumber daya alam, tapi bisa tumbuh menjadi Negara
yang kuat ekonominya. Mengapa itu bisa terjadi?
Sebab Jepang punya SDM yang selalu
dididik dan disiapkan menjadi pelaku usaha yang kreatif, ulet, disiplin,
sungguh sungguh dan inovatif dalam menjalani hidupnya.
1.
Sebagai pelaku usaha
(wirausaha) tiap hari selalu merencanakan kegiatan usahanya, mengelola jadwal
kegiatan usahanya, melaksanakannya dan mengevaluasi/ memantau/ mengawasinya.
Sebagai objek usaha (pelaku usaha) atau kita semua sebenarnya setiap hari
juga memerlukan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari, tiap bulan dan
tiap tahun. Dari kedua posisinya itu, sebagai pelaku usaha (wirausaha) ada
nilai lebih sebagai bagian dari warga masyarakat dibanding warga lain yang
tidak menjalani usaha
2.
Bagaimana
cara menentukan jenis usaha yang akan dijalani?
Cari peluang yang sesuai dengan keadaan kita; pahami
jenis peluang yang sudah dipilih; cermati informasi pesaing yang terkait
dengan peluang itu dengan benar, akurat dan lengkap; pasarnya gimana;
modalnya yang terkait gimana; tenaga kerjanya gimana; lokasinya dimana;
jadwal kegiatan usahanya gimana; dll. Berdasar informasi yang benar, akurat
dan lengkap dari jenis usaha yang sudah dipilih akan membanut dalam
menjalankan usahanya baik formal maupun informal
3.
Ingat,
rencana usaha (bisnis) adalah suatu usaha mewujudkan impian agar menjadi
nyata. Karena itu, jawab pertanyaan berikut untuk membuat rencana usaha agar
makin mantap: jenis usahanya apa; dimana usahanya; siapa targhet pasarnya;
berapa modalnya; dari mana modalnya; keahlian apa saja yang dibutuhkan;
kerjasama antar anggota keluarga atau dengan orang lain; dst
4.
Jadi
wirausaha sehat dalam tulisan ini maksudnya siapa saja bisa menjalani usaha
baik formal atau informal (part time atau full time) dengan bekal dan modal
yang ada dari dalam diri kita atau dari luar diri kita. Keimanan adalah modal
dari dalam diri kita. Keimanan yang sungguh sungguh akan memunculkan
kesadaran merasa selalu dilihat; diawasi; diperintah; dilarang; ditolong dan
dilindungi oleh Allah swt. Sedangkan modal dari luar diri kita adalah
berbagai bentuk tindakan yang kita sadari dan kita siap bertangung jawab baik
dalam jumlah kecil atau besar; baik dari diri sendiri atau dari orang lain.
Inilah jenis wirausaha sehat yang belum tumbuh kembang dikalangan umat islam.
|
Beberapa Ciri
Wirausaha :
1.
Ciri
wirausaha andal: punya rasa percaya diri; mampu cari peluang; mampu kerja
keras; mampu berkomunikasi; mampu jujur, hemat, disiplin; cinta usahanya;
mampu kembangkan usahanya; dan mampu atasi segala problem yang ada
2.
Ciri
wirausaha tangguh: cirinya seperti wirausaha andal dan ditambah; mampu
berpikir bertindak bijak terhadap perubahan dalam mencari setiap peluang yang
ada; melayani prima; mengenali SWOT usahanya; dan selalu membina semua pihak
yang terkait usahanya
3.
Ciri
wirausaha unggul: cirinya seperti wirausaha tangguh dan ditambah; selalu siap
ambil resiko dengan penuh perhitungan; layanan primanya makin baik berakhlak;
adaptif akomodatif flexible; kreatif ciptakan peluang pasar dan hasil
usahanya; dan terus berinovasi tiada henti
4.
Mau jadi
wirausaha? Jalani saja dan siap mengevaluasi diri kapan saja diperlukan;
perhatikan modal yang ada dari dalam diri kita atau luar diri kita; cermati
terus peluang yang ada; rencanakan matang, jalani dengan tertib; jujur sadar
dan tanggung jawab.
5.
Ingat, siapa sungguh
sungguh, pasti berhasil; siapa malas malas pasti menyesal. Perhatikan
tugas kita sebagai manusia di muka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi
seluruh alam (QS 21: 107). Kita wajib mencari rizki yang halal dan toyyib
tiap hari (lihat HR Thabrani/ QS 62: 10). Sebab Allah SWT mengancam orang
yang tidak mau bekerja mencari yang halal (lht HR Bukhori). Sebaliknya Allah
juga member kabar gembira melalui Rasul-Nya yaitu bagi orang yang bekerja
dengan susah payah, yaitu berupa pahala jika orang itu bekerja keras untuk
keluarganya (lht HR Ahmad)
6.
Karena itu, agar usaha kita berpahala, waktu yang
terbaik untuk mulai bekerja adalah setelah shalat shubuh (lht HR Thabrani),
bukan jam: 7 atau 8. Sehingga kalau sejak pagi sudah bekerja dan sore hari
lelah, maka pahala bagi orang yang istirahat setelah bekerja keras yaitu
berupa ampunan Allah (Alhadis)
7.
Adapun pedoman dalam berdagang,
antara lain: Sungguh di dunia perdagangan itu ada 9 pintu dari sepuluh pintu
rizki Allah (lht HR ahmad). Allah menghargai pedagang yang jujur dan amanah
dengan balasan tinggal bersama para nabi, para shidiq, para syuhada di hari
kiamat (lht HR Thurmudy). Jaminan kebebasan lalu lintas dalam perdagangan
diberikan oleh Allah swt tujuannya agar sebagian manusia bisa memberikan
rizki kepada sebagian yang lainnya (lht HR baihaqi)
*)disampaikan pada kajian rutin ahad kliwon 21 april 2013
silahkan baca juga artikel ini
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar