Sabtu, 20 April 2013

Kajian Ahad Pagi : Kewirausahaan Sebuah Keniscayaan


Pengantar  :

Sebuah Langkah Strategis : dari teori ke praktek
Sinergi Majelis Tabligh dan Majelis Ekonomi dengan Jamaah

      Menyadari bahwa Sembilan dari sepuluh pintu rezeki (maisyah) ada pada perniagaan, MTDK  bekerjasama dengan Majelis Ekonomi  pada prinsipnya siap membantu setiap jama’ah untuk berwirausaha sehat. Karena itu, dalam kajian ekonomi dan kesehatan pada pengajian rutin Ahad Kliwon, 21 April 2013, tema yang akan kita dialogkan adalah tugas dakwah kaitannya dengan wirausaha sehat. Harapannya setelah pengajian muncul kesadaran atau semangat jiwa wirausaha yang  makin baik pada tiap jama’ah baik yang sudah menjalani usaha formal  maupun usaha informal (full time atau part time).

      Dalam riwayat juga dikatakan bahwa Rasulullah SAW selain menjadi pemimpin umat, juga dikenal sebagai seorang wirausahawan. Beliau sukses menjalani keduanya. Antara nafkah dan dakwah tidak lepas dari kehidupannya. Namun saat ini, tidak sedikit umat islam yang mengaku pengikut setia Rasulullah justru meninggalkan wirausaha dan memilih bekerja sebagai seorang pegawai. Sayangnya dakwah sebagai kewajiban utama ternyata banyak ditinggalkan oleh umat islam hanya untuk sekedar mengejar duniawinya.
Juga bisa diberitakan di sini bahwa  sesuai dengan riwayat yang mengatakan bahwa Abdurrahman bin Auf, salah seorang dari sepuluh sahabat Nabi yang dikabarkan dijamin masuk surga adalah pelaku usaha (wirausaha) yang jujur dan dermawan. Karena itu, bila umat islam ingin masuk surga, jadilah wirausaha yang jujur dan dermawan alias jujur dan suka sedekah.

      Seorang wirausahawan sukses, Jaya Suprana, kita tahu beliau non muslim, dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang keberhasilannya selama ini dalam usahanya, dia mengatakan “saya mencontoh Muhammad.”
Bagaimana dengan kita ?
Semoga kajian berikut ini bermanfaat ...

WIRAUSAHA
(oleh Drs. Jumarodin, Perwira Jogja) *)

Beberapa pengertian Wirausaha :

1.       Pengertian wirausaha identik dengan wiraswasta. Wira artinya utama, gagah, luhur, berani atau teladan; swa artinya sendiri; sta artinya berdiri; swasta artinya berdiri di atas kaki sendiri
2.       Wiraswasta (wirausaha) bisa diartikan sebagai suatu keberanian untuk memulai suatu usaha atas kekuatan diri sendiri. Artinya setiap pelaku usaha punya watak/ kebiasaan mandiri dalam memenuhi kebutuhannya tiap hari
 
3.       Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) adalah orang yang menginvestasikan waktunya; uangnya; dan kegiatannya; untuk memulai usahanya hingga berhasil secara bertahap makin sempurna. Artinya dalam usaha, tiap wirausaha ada kesiapan mental untuk menanggung resiko atau bertanggung jawab pada setiap kegiatan yang dilakukannya dengan sadar (beriman) dan berani dalam menjalankan usahanya
4.       Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga bisa dikatakan sebagai orang yang pandai mengenali produk; memasarkannya; dan mengevaluasi hasilnya
5.       Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga bisa dikatakan sebagai orang yang pandai mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun adanya produk baru, memasarkannya dan mengelola modal yang terkait dengan usahanya secara menyeluruh
6.       Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga bisa dikatakan sebagai orang yang berani ambil resiko dengan mengelola produksi; modal; bahan baku; tenaga kerja; dan untung ruginya
7.       Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki respon  kreatif (innovator) terhadap sikon yang ada di lingkungannya dengan berbagai bentuk kegiatan usaha yang dilakukannya agar mengasilkan tepat guna berdasar modal / potensi yang ada
8.       Wirausaha (wiraswasta= pelaku usaha) juga bisa dikatakan menurut hemat kami sebagai orang yang pandai menangkap peluang dan berani menanggung resiko, sanggup bekerja keras, percaya diri, siap mengelola usahanya, selalu ingin berprestasi dan mudah beradaptasi dalam jalankan berbagai jenis usahanya


Usaha Formal versus Usaha Informal
1.       Usaha formal adalah usaha yang dijalankan dengan menyiapkan segala sesuatunya yang diperlukan dengan baik, seperti: 1. modalnya biasanya besar; 2. ijinnya; 3. pajaknya; 4. pembukuannya tertib karena transaksinya tiap hari banyak dan harus dianalisa untung ruginya; 5. lokasinya biasanya di kota; 6. ada pekerjanya cukup; 7. organisasinya tertib; 8. target penjualan nya jelas; 9. labanya biasanya besar untuk biaya operasional masih sisa; dll
2.      Usaha informal adalah usaha yang dijalankan warga masyarakat yang omzetnya tidak besar; 1. modalnya biasanya tidak besar karena kegiatan usahanya masih terbatas; 2. biasanya tidak memiliki ijin USAHA karena sifatnya sementara; 3. pajaknya tidak ada karena belum ada UU yang mengaturnya; 4. admin-nya sederhana bahkan ada yang tidak dicatat; 5. lokasinya tidak sewa karena bisa di rumah sendiri; peralatan yang digunakan biasanya masih sederhana; 6. pekerjanya biasanya dijalani sendiri kalau rame baru cari tenaga; 7. organisasinya dibuat sesuai kebutuhan dan banyak yang tidak ada; 8. target penjualannya tidak jelas; 9. labanya kecil atau tidak jelas karena kadang hasil usahanya dicampur dengan uang keluarga; 10. barang/ jasa yang dihasilkan relative murah sebab seharusnya ada pos dibayar tapi tidak dibayar seperti ijin usaha, pajak, contohnya pedagang kaki lima, tukang tambal ban, salon kecantikan, dan lainnya

Pentingnya Wirausaha  :

3.      Kenapa kita harus menjalani wirausaha sehat?

Karena peran pelaku usaha terus dinanti hingga saat ini terutama di Negara berkembang yang sedang membangun kekuatan ekonominya. Mereka bukan objek pembangunan saja, tapi sekaligus sebagai pelaku/ subjek pembangunan; karena pelaku usaha lebih dominan menentukan kemajuan suatu bangsa dibanding sumber daya alam yang ada. Contohnya Negara Jepang walau miskin sumber daya alam, tapi bisa tumbuh menjadi Negara yang kuat ekonominya. Mengapa itu bisa terjadi?
      Sebab Jepang punya SDM yang selalu dididik dan disiapkan menjadi pelaku usaha yang kreatif, ulet, disiplin, sungguh sungguh dan inovatif dalam menjalani hidupnya.


1.       Sebagai pelaku usaha (wirausaha) tiap hari selalu merencanakan kegiatan usahanya, mengelola jadwal kegiatan usahanya, melaksanakannya dan mengevaluasi/ memantau/ mengawasinya. Sebagai objek usaha (pelaku usaha) atau kita semua sebenarnya setiap hari juga memerlukan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari, tiap bulan dan tiap tahun. Dari kedua posisinya itu, sebagai pelaku usaha (wirausaha) ada nilai lebih sebagai bagian dari warga masyarakat dibanding warga lain yang tidak menjalani usaha
2.      Bagaimana cara menentukan jenis usaha yang akan dijalani?
Cari peluang yang sesuai dengan keadaan kita; pahami jenis peluang yang sudah dipilih; cermati informasi pesaing yang terkait dengan peluang itu dengan benar, akurat dan lengkap; pasarnya gimana; modalnya yang terkait gimana; tenaga kerjanya gimana; lokasinya dimana; jadwal kegiatan usahanya gimana; dll. Berdasar informasi yang benar, akurat dan lengkap dari jenis usaha yang sudah dipilih akan membanut dalam menjalankan usahanya baik formal maupun informal
3.      Ingat, rencana usaha (bisnis) adalah suatu usaha mewujudkan impian agar menjadi nyata. Karena itu, jawab pertanyaan berikut untuk membuat rencana usaha agar makin mantap: jenis usahanya apa; dimana usahanya; siapa targhet pasarnya; berapa modalnya; dari mana modalnya; keahlian apa saja yang dibutuhkan; kerjasama antar anggota keluarga atau dengan orang lain; dst
4.      Jadi wirausaha sehat dalam tulisan ini maksudnya siapa saja bisa menjalani usaha baik formal atau informal (part time atau full time) dengan bekal dan modal yang ada dari dalam diri kita atau dari luar diri kita. Keimanan adalah modal dari dalam diri kita. Keimanan yang sungguh sungguh akan memunculkan kesadaran merasa selalu dilihat; diawasi; diperintah; dilarang; ditolong dan dilindungi oleh Allah swt. Sedangkan modal dari luar diri kita adalah berbagai bentuk tindakan yang kita sadari dan kita siap bertangung jawab baik dalam jumlah kecil atau besar; baik dari diri sendiri atau dari orang lain. Inilah jenis wirausaha sehat yang belum tumbuh kembang dikalangan umat islam.
Rasulullah adalah pelaku usaha. Apapun jenis usaha adalah sunnah rasul. Siapapun yang mau menjalani usaha berarti setia dengan sunnah rasul-Nya. Jadi wirausaha sehat adalah usaha yang dijalani dengan memperhatikan nilai nilai yang telah diajarkan dalam ajaran islam. Jika usaha yang dijalani menyimpang dari ajaran islam, berarti usahanya tidak sehat.

Beberapa Ciri Wirausaha :
1.      Ciri wirausaha andal: punya rasa percaya diri; mampu cari peluang; mampu kerja keras; mampu berkomunikasi; mampu jujur, hemat, disiplin; cinta usahanya; mampu kembangkan usahanya; dan mampu atasi segala problem yang ada
2.      Ciri wirausaha tangguh: cirinya seperti wirausaha andal dan ditambah; mampu berpikir bertindak bijak terhadap perubahan dalam mencari setiap peluang yang ada; melayani prima; mengenali SWOT usahanya; dan selalu membina semua pihak yang terkait usahanya
3.      Ciri wirausaha unggul: cirinya seperti wirausaha tangguh dan ditambah; selalu siap ambil resiko dengan penuh perhitungan; layanan primanya makin baik berakhlak; adaptif akomodatif flexible; kreatif ciptakan peluang pasar dan hasil usahanya; dan terus berinovasi tiada henti
4.      Mau jadi wirausaha? Jalani saja dan siap mengevaluasi diri kapan saja diperlukan; perhatikan modal yang ada dari dalam diri kita atau luar diri kita; cermati terus peluang yang ada; rencanakan matang, jalani dengan tertib; jujur sadar dan tanggung jawab.
5.      Ingat, siapa sungguh sungguh, pasti berhasil; siapa malas malas pasti menyesal. Perhatikan tugas kita sebagai manusia di muka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS 21: 107). Kita wajib mencari rizki yang halal dan toyyib tiap hari (lihat HR Thabrani/ QS 62: 10). Sebab Allah SWT mengancam orang yang tidak mau bekerja mencari yang halal (lht HR Bukhori). Sebaliknya Allah juga member kabar gembira melalui Rasul-Nya yaitu bagi orang yang bekerja dengan susah payah, yaitu berupa pahala jika orang itu bekerja keras untuk keluarganya (lht HR Ahmad)
6.      Karena itu, agar usaha kita berpahala, waktu yang terbaik untuk mulai bekerja adalah setelah shalat shubuh (lht HR Thabrani), bukan jam: 7 atau 8. Sehingga kalau sejak pagi sudah bekerja dan sore hari lelah, maka pahala bagi orang yang istirahat setelah bekerja keras yaitu berupa ampunan Allah (Alhadis)
7.       Adapun pedoman dalam berdagang, antara lain: Sungguh di dunia perdagangan itu ada 9 pintu dari sepuluh pintu rizki Allah (lht HR ahmad). Allah menghargai pedagang yang jujur dan amanah dengan balasan tinggal bersama para nabi, para shidiq, para syuhada di hari kiamat (lht HR Thurmudy). Jaminan kebebasan lalu lintas dalam perdagangan diberikan oleh Allah swt tujuannya agar sebagian manusia bisa memberikan rizki kepada sebagian yang lainnya (lht HR baihaqi)


*)disampaikan pada kajian rutin ahad kliwon 21 april 2013



 silahkan baca juga  artikel ini








Tidak ada komentar:

Posting Komentar