السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Ba'da syukur dan shalawat...
Pengajian ahad kliwon yang sudah merupakan kegiatan rutin warga Muhammadiyah Imogiri memulai sebuah langkah baru dalam hal penyelenggaraannya. Jika biasanya dilaksanakan menetap di sebuah masjid, kini diprogramkan untuk diselenggarakan secara mobile/ bergilir di masjid-masjid berbasis PRM, artinya masjid ditunjuk oleh pimpinan ranting. Dan masjid Nur Rahmah Siluk, Ranting Selopamioro, mengawali hal ini. Sedangkan ustadz yang berkesempatan "medhar sabdha" adalah Dr. H. Khamim Zarkasih Putra, M.Si dari Yogyakarta.
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si
MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH
(PERSPEKTIF AL QUR'AN)
Pernikahan yang merupakan pintu masuk mengarungi kehidupan berkeluarga
dalam konsepsi agama Islam merupakan rangkaian ibadah yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kita sebagai hamba Allah
yang senantiasa beribadah kepada-Nya. Ketika berbicara tentang membina maghligai keluarga, maka akan terbayang
dalam benak kita bagaimana Allah swt memberikan
contoh-contoh keluarga ideal yang akan senantiasa menginspirasi keluarga Islami
sepanjang zaman. Salah satunya adalah contoh bagaimana keluarga Habibullah
Nabi Ibrahim as berusaha
mempertahankan aqidah Islamiah berhadapan dengan berbagai bujukan dan rayuan iblis laknatullah. Keluarga Ibrahim telah lulus dalam usaha
itu dan kita dituntut untuk meneladani bagaimana Nabiyullah Ibrahim mendidik
keluarganya dalam hal pendidikan karakter generasi mendatang. Keluarga
sakinah mawaddah wa rahmah merupakan dambaan setiap orang demi mendapatkan
kebahagiaan dunia akhirat. Keluarga sakinah (tenang) sedikitnya
dengan tiga indikator; anggota keluarga betah tinggal di rumah, saling
pengertian, dan cepat mencari solusi ketika muncul suatu permasalahan. Mawaddah
(penuh cinta) juga dengan tiga indikator; masing-masing pasangan siap mengalah,
kerelaan berkorban, dan masing-masing berusaha merahasiakan kelemahan
pasangannya. Rahmah (penuh sayang) sedikitnya juga ada tiga indikator; penuh
perhatian, selalu ada perasaan was was atas kondisi pasangan, dan masing-masing
berusaha melupakan kejelekan anggota keluarga yang lain serta berusaha
mengingat berbagai kebaikan yang telah dilakukannya.
Nabi Ibrahim as sebagaimana orangtua
yang lain, pastilah mencintai istri dan anak-anaknya dan menginginkan agar
kelak menjadi orang yang bahagia dalam hidupnya serta senantiasa menemukan pilihan-pilihan hidup yang terbaik.
Ibrahimlah yang berjuang dan bekerja keras membangun negeri yang tandus dari
lembah yang tiada tumbuhan, menjadi negeri yang subur, aman, makmur dan
sejahtera. Ada beberapa keteladanan yang dapat diambil dari pendidikan
Nabiyullah Ibrahim as dalam kaitannya dengan
pembentukan karakter anak, yaitu:
Pertama, Ibrahim melatih dan mendidik anaknya untuk memberikan pandangan dan
pendapatnya tentang suatu masalah yang dihadapi bersama dalam keluarga. Kedua, Ibrahim mendidik anaknya Ismail, anak kesayangannya itu
dengan cara yang sangat demokratis penuh dialogis. Ketiga, Ibrahim AS mendidik
keterbukaan kepada anaknya. Keempat, Ibrahim mendidik anaknya
agar memiliki keberanian. Kelima, Ibrahim mendidik anaknya
untuk memiliki kerelaan berkorban, sekalipun yang dikorbankan adalah jiwanya
sendiri. Keenam, Ibrahim mendidik anaknya agar taat kepada Allah SWT
dengan cara hanya menyembah kepada-Nya saja. Ketujuh, Ibrahim
mendidik anaknya di samping taat dan patuh kepada Allah juga kepada kedua
orangtua. Kedelapan, Ibrahim mendidik anaknya menjadi anak yang memiliki
kepercayaan diri (self confidence). Kesembilan, Ibrahim mendidik
anaknya agar menjadi anak yang sabar. Sedikitnya ada enam situasi di mana
seseorang harus sabar; yaitu (1) sabar terhadap petaka dunia, (2) sabar
terhadap gejolak nafsu, (3) sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT, (4) sabar dalam kesulitan berdakwah
di jalan Allah, (5) sabar di medan perang, dan (6) sabar dalam pergaulan dengan
manusia. Sifat sabar inilah yang dapat menjadikan seseorang tetap tabah
menghadapi berbagai problematika kehidupan, dari yang sifatnya ringan sampai
kepada problematika yang sangat berat dan pelik.
Ketika
ingin membangun sebuah keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah (Keluarga SAMARA) dapat juga kita melihat dari sudut pandang al-Qur’an surat Al-Fatihah. Konsep yang ada dalam surat ini dapat
diaplikasikan dalam kehidupan membangun sebuah keluarga sakinah. Mulai dari
bacaan Basmalah hingga penutup dengan bacaan pengabulan harapan, semuanya penuh
makna yang Subhanallah sangat luar bisa.
Marilah
kita coba untuk merenungi makna yang ada secara sederhana dan aplikatif bagi
kehidupan berkeluarga.
·
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Ketika memulai
sesuatu aktifitas, kita diwajibkan memulai dengan mengawalinya
atas nama Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Secara universal, agama manapun mengajarkan ketika
akan melakukan sesuatu, pasti memulai dengan izin kepada yang memiliki dirinya
atau pemilik alam ini, dalam hal ini tidak lain adalah Sang Pencipta, Allah
SWT. Bahkan secara syariat Islam, bila tidak memulai dengan bacaan basmalah
maka amalnya tertolak alias tidak bernilai di sisi Allah.
Apalagi ketika akan membangun sebuah bangunan keluarga yang diikat dengan
nama-Nya, yang bernama pernikahan, maka sudah seharusnyalah mengawali dengan
izin dari Sang Pencipta, Allah SWT. Bukan dengan yang lainnya untuk meluruskan
segala sesuatu yang menyertainya. Pilihan calon pasangan hidup kriteria yang
dipilih terwarnai dengan nilai-nilai ilahiah. Diketahui,
kriteria pasangan hidup ada empat menurut Rasulullah Muhammad SAW, yaitu
karena kekayaannya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Bila yang dipilih
yang terakhir atau dengan nilai ilahiah maka tiga yang awal akan terwarnai.
Kekayaannya bukan dalam bentuk materi semata melainkan kekayaan hati dan
kekayaan ilmu yang lebih melanggengkan pernikahan, kalaupun mendapat kekayaan
materi itu merupakan nilai tambah saja. Nasab keturunannya bukan dalam hal
nasab kebangsawanan atau kedudukan yang dimiliki oleh orangtuanya melainkan
nasab keturunan orang-orang shaleh menjadi prioritas pilihan. Kecantikan yang
didapat bukan semata-mata kecantikan fisik, melainkan kecantikan yang terpancar
dari akhlak pribadinya (inner
beauty).
Awalan basmalah merupakan pembuka dari segala pilihan dan pijakan sehingga
seseorang ketika hendak membangun bahtera rumah tangganya terpagari oleh
rambu-rambu ilahiah sekaligus kontrol bagi diri dan pasangan hidupnya dalam menjalani
kehidupan berkeluarga. Konsep
bacaan Basmalah adalah konsep kunci pembuka keberkahan dan keridhoan yang
memiliki alam semesta ini.
Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta Alam
Konsep bacaan
Hamdalah adalah konsep syukur. Dalam kehidupan rumah tangga bila tidak ada
konsep syukur yang dikembangkan maka yang ada adalah kesia-siaan kehidupan dan
kekufuran terhadap nikmat. Hal yang wajar ketika berkeluarga harus terjamin
sandang, pangan dan papan (aman,
nyaman dan nyam-nyam), ditambah lagi sesuatu pelengkap lainnya
seperti fasilitas untuk mobilitas usaha, dan harta investasi. Yang menjadi
masalah adalah ketika seseorang terjebak ke dalam konsep materialistik buta
tanpa landasan, yang mengabaikan konsep ilahiah. Janji Allah jelas,
bahwa ketika bersyukur maka nikmat akan bertambah (QS. Ibrahim ayat 7) tapi
diimbangi juga dengan konsep berbagi karena banyaknya nikmat yang diberikan
(QS. Al Kautsar ayat 1-2). Suami bila memiliki konsep syukur akan memudahkannya
mencari rizki. Istri bila memiliki konsep syukur akan
melanggengkan rasa cinta kasih dari suami, dan anak apabila
memiliki konsep syukur akan mendapatkan keridhoan dari kedua orangtuanya. Lihat
betapa banyaknya contoh, ketika suami tidak memiliki konsep syukur, terjebak ke
dalam kesulitan kehalalan rizki dan menjadi hamba harta sekaligus hamba istri.
Ketika istri tidak memiliki konsep syukur, terjebak ke dalam hawa nafsu
materialistik dan tidak amanah terhadap amanah suami. Dan anak, ketika tidak
memiliki konsep syukur, akan merongrong wibawa dan harta orangtua walaupun
orangtuanya masih hidup terlebih lagi bila sudah tiada.
Maha Pengasih Maha Penyayang.
Konsep bacaan Ar-Rahman
dan Ar-Rahim
adalah konsep kasih dan sayang. Dengan mengagungkan asma Allah Yang Maha Kasih
dan Yang Maha Sayang, sebagai aplikasi kehidupan berkeluarga juga harus
menumbuhsuburkan konsep turunan asma ul husna tersebut. Kehidupan berkeluarga
akan menjadi gersang apabila tidak ada nilai-nilai kasih dan
sayang, yang ada dan tumbuh adalah kehidupan dalam hasad, hasud, iri, dengki,
curiga dan kebencian. Kata Rasulullah bahwa rumah yang bahagia adalah rumah yang tercipta seperti
syurga di dunia, Baitii Jannatii,
rumahku syurgaku. Saling
percaya, saling terbuka, saling memberi, saling berbagi menjadi bagian
kehidupan keluarga dengan sinar surgawi.
Yang Menguasai Hari Pembalasan.
Konsep Maaliki
Yaumiddin adalah konsep manajemen keluarga yang berorientasi akhirat. Suami
merupakan pemimpin bagi keluarganya, istri merupakan pemimpin bagi amanah yang
diberikan suaminya, dan anak merupakan pemimpin bagi fungsi dan
kedudukannya. Kesemuanya itu pasti akan dimintai
pertanggungjawabannya di akhirat. Setiap langkah yang dilakukan dalam
menjalankan bahtera keluarga sebagai fungsi manajemen selalu berorientasi
akhirat, agar mendatangkan keselamatan dan kenyamanan hidup bagi seluruh
anggota keluarga.
Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan.
Konsep bacaan ini adalah konsep pelaksanaan kewajiban baru kemudian hak,
bukan pelaksanaan hak dulu baru kewajiban. Orang sering terjebak dalam hal hak dan
kewajiban, banyak orang sering menuntut hak tapi lupa akan kewajiban. Dalam
keluarga sering terjadi gesekan dan gonjang ganjing kehidupan karena tiap
individu selalu menuntut hak. Suami menuntut haknya sebagai suami lupa
kewajibannya sebagai seorang suami, isteri selalu menuntut hak sebagai isteri
tapi lupa akan kewajibannya sebagai seorang isteri. Banyaknya perceraian dan
percekcokan dalam keluarga dikarenakan banyaknya penuntutan hak yang tidak
diimbangi dengan penunaian kewajiban. Tumbuh dan berkembang kekecewaan demi
kekecewaan akibat tidak terpenuhi tuntutan hak. Ingatlah sebuah pepatah,
tunaikan kewajiban maka hakmu akan terpenuhi.
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Konsep bacaan Ihdinas Shirathal Mustaqiim adalah konsep ilmu yang benar
bukan ilmu berdasarkan asumsi atau anggapan. Ketika membangun bahtera keluarga
tidak mungkin dibangun dengan sebuah atau beribu asumsi melainkan berdasarkan
ilmu, petunjuk dan arahan. Ilmu, petunjuk dan arahan seperti apa, yang jelas
adalah ilmu, petunjuk dan arahan yang membawa bahtera keluarga ke arah
ketenangan dan kelanggengan sesuai arahan Sang Pencipta. Sebuah
keluarga haruslah aktif dalam hal pencarian ilmu, petunjuk dan arahan. Namanya saja mohon petunjuk, berarti ada unsur keaktifan sebuah usaha
pencarian. Ilmu merupakan landasan amal, bila amal tidak dilandasi ilmu maka
sia-sia. Ilmu untuk menjalankan bahtera keluarga perlu agar tidak sia-sia dalam
mengarungi samudera kehidupan berkeluarga.Banyak model dan tipe keluarga yang Allah SWT berikan contohnya, baik
melalui ayat kauniyah yang ada di sekitar, atau sebuah perjalanan sejarah yang
tercatat dalam kalam-Nya. Baik itu contoh pada manusia maupun kehidupan makhluk Allah lainnya
seperti hewan, bahkan tumbuh-tumbhan. Terkadang manusia tidak mau mengambil pelajaran (ibroh) dari alam berkenaan
dengan kehidupan keluarga, sehingga ia tersesat di dalam hutan petunjuk, atau
layaknya si buta yang memegang peta.
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat bukan jalan mereka yang dibenci dan bukan pula jalan mereka yang tersesat.
Konsep bacaan ini adalah konsep model atau contoh aplikasi ilmu
berkeluarga. Ada tiga kelompok contoh keluarga menurut konsep ini, yaitu
keluarga sukses dunia akhirat, keluarga yang dibenci dan keluarga yang tersesat.
Keluarga sukses dunia akhirat adalah keluarga yang selalu belajar ilmu dan
mengamalkan dengan landasan ilmu. Keluarga sukses dunia akhirat adalah keluarga
yang selalu mengambil pelajaran dari sejarah atau kauniah keluarga yang ada di
sekitarnya. Keluarga yang sukses dunia akhirat adalah keluarga yang memperoleh
kenikmatan hakiki karena dilandasi dengan ilmu dan keimanan, serta selalu
memperbaiki diri dan keluarganya agar keselamatan tercurah kepada seluruh
anggotanya. Mereka selalu selektif dalam hal apa yang masuk, apa yang mereka
makan, dan apa yang mereka pakai dari hasil rizki yang mereka dapatkan.
Keluarga yang dibenci dan tersesat adalah keluarga yang tidak mengikuti
petunjuk bahkan menjauhi petunjuk. Menjalankan bahtera kehidupan berkeluarga
yang sekiranya menguntungkan kehidupan dunianya semata tanpa peduli arahan
ilmu. Keluarga yang semau gue,
tidak mengindahkan kaidah kehidupan, tidak selektif terhadap apa yang masuk,
apa yang mereka makan, dan apa yang mereka pakai dari hasil rizki yang mereka
dapatkan.
Amiin
Konsep bacaan Aamiin,
adalah konsep pengharapan. Pengharapan kepada sesuatu zat yang menguasai alam
ini yaitu Allah SWT. Ketika keluarga berharap kepada Zat Yang Maha Pengabul
Segala Harapan, ia akan termotivasi dan tidak akan pernah kecewa terhadap
segala keputusan yang diterima. Berbeda ketika keluarga berharap kepada makhluk
yang selalu mengecewakan harapan-harapan, yang tumbuh adalah sikap apatis
terhadap kehidupan dan terjebak ke dalam kehampaan kehidupan.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
imogiri, 09 Juli 2017
Segala puji bagi Alloh Tuhan semesta Alam
Konsep bacaan Hamdalah adalah konsep syukur. Dalam kehidupan rumah tangga bila tidak ada konsep syukur yang dikembangkan maka yang ada adalah kesia-siaan kehidupan dan kekufuran terhadap nikmat. Hal yang wajar ketika berkeluarga harus terjamin sandang, pangan dan papan (aman, nyaman dan nyam-nyam), ditambah lagi sesuatu pelengkap lainnya seperti fasilitas untuk mobilitas usaha, dan harta investasi. Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang terjebak ke dalam konsep materialistik buta tanpa landasan, yang mengabaikan konsep ilahiah. Janji Allah jelas, bahwa ketika bersyukur maka nikmat akan bertambah (QS. Ibrahim ayat 7) tapi diimbangi juga dengan konsep berbagi karena banyaknya nikmat yang diberikan (QS. Al Kautsar ayat 1-2). Suami bila memiliki konsep syukur akan memudahkannya mencari rizki. Istri bila memiliki konsep syukur akan melanggengkan rasa cinta kasih dari suami, dan anak apabila memiliki konsep syukur akan mendapatkan keridhoan dari kedua orangtuanya. Lihat betapa banyaknya contoh, ketika suami tidak memiliki konsep syukur, terjebak ke dalam kesulitan kehalalan rizki dan menjadi hamba harta sekaligus hamba istri. Ketika istri tidak memiliki konsep syukur, terjebak ke dalam hawa nafsu materialistik dan tidak amanah terhadap amanah suami. Dan anak, ketika tidak memiliki konsep syukur, akan merongrong wibawa dan harta orangtua walaupun orangtuanya masih hidup terlebih lagi bila sudah tiada.
Maha Pengasih Maha Penyayang.
Konsep bacaan Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah konsep kasih dan sayang. Dengan mengagungkan asma Allah Yang Maha Kasih dan Yang Maha Sayang, sebagai aplikasi kehidupan berkeluarga juga harus menumbuhsuburkan konsep turunan asma ul husna tersebut. Kehidupan berkeluarga akan menjadi gersang apabila tidak ada nilai-nilai kasih dan sayang, yang ada dan tumbuh adalah kehidupan dalam hasad, hasud, iri, dengki, curiga dan kebencian. Kata Rasulullah bahwa rumah yang bahagia adalah rumah yang tercipta seperti syurga di dunia, Baitii Jannatii, rumahku syurgaku. Saling percaya, saling terbuka, saling memberi, saling berbagi menjadi bagian kehidupan keluarga dengan sinar surgawi.
Yang Menguasai Hari Pembalasan.
Konsep Maaliki Yaumiddin adalah konsep manajemen keluarga yang berorientasi akhirat. Suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, istri merupakan pemimpin bagi amanah yang diberikan suaminya, dan anak merupakan pemimpin bagi fungsi dan kedudukannya. Kesemuanya itu pasti akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Setiap langkah yang dilakukan dalam menjalankan bahtera keluarga sebagai fungsi manajemen selalu berorientasi akhirat, agar mendatangkan keselamatan dan kenyamanan hidup bagi seluruh anggota keluarga.
Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan.
Konsep bacaan ini adalah konsep pelaksanaan kewajiban baru kemudian hak, bukan pelaksanaan hak dulu baru kewajiban. Orang sering terjebak dalam hal hak dan kewajiban, banyak orang sering menuntut hak tapi lupa akan kewajiban. Dalam keluarga sering terjadi gesekan dan gonjang ganjing kehidupan karena tiap individu selalu menuntut hak. Suami menuntut haknya sebagai suami lupa kewajibannya sebagai seorang suami, isteri selalu menuntut hak sebagai isteri tapi lupa akan kewajibannya sebagai seorang isteri. Banyaknya perceraian dan percekcokan dalam keluarga dikarenakan banyaknya penuntutan hak yang tidak diimbangi dengan penunaian kewajiban. Tumbuh dan berkembang kekecewaan demi kekecewaan akibat tidak terpenuhi tuntutan hak. Ingatlah sebuah pepatah, tunaikan kewajiban maka hakmu akan terpenuhi.
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Konsep bacaan Ihdinas Shirathal Mustaqiim adalah konsep ilmu yang benar bukan ilmu berdasarkan asumsi atau anggapan. Ketika membangun bahtera keluarga tidak mungkin dibangun dengan sebuah atau beribu asumsi melainkan berdasarkan ilmu, petunjuk dan arahan. Ilmu, petunjuk dan arahan seperti apa, yang jelas adalah ilmu, petunjuk dan arahan yang membawa bahtera keluarga ke arah ketenangan dan kelanggengan sesuai arahan Sang Pencipta. Sebuah keluarga haruslah aktif dalam hal pencarian ilmu, petunjuk dan arahan. Namanya saja mohon petunjuk, berarti ada unsur keaktifan sebuah usaha pencarian. Ilmu merupakan landasan amal, bila amal tidak dilandasi ilmu maka sia-sia. Ilmu untuk menjalankan bahtera keluarga perlu agar tidak sia-sia dalam mengarungi samudera kehidupan berkeluarga.Banyak model dan tipe keluarga yang Allah SWT berikan contohnya, baik melalui ayat kauniyah yang ada di sekitar, atau sebuah perjalanan sejarah yang tercatat dalam kalam-Nya. Baik itu contoh pada manusia maupun kehidupan makhluk Allah lainnya seperti hewan, bahkan tumbuh-tumbhan. Terkadang manusia tidak mau mengambil pelajaran (ibroh) dari alam berkenaan dengan kehidupan keluarga, sehingga ia tersesat di dalam hutan petunjuk, atau layaknya si buta yang memegang peta.
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat bukan jalan mereka yang dibenci dan bukan pula jalan mereka yang tersesat.
Konsep bacaan ini adalah konsep model atau contoh aplikasi ilmu
berkeluarga. Ada tiga kelompok contoh keluarga menurut konsep ini, yaitu
keluarga sukses dunia akhirat, keluarga yang dibenci dan keluarga yang tersesat.
Keluarga sukses dunia akhirat adalah keluarga yang selalu belajar ilmu dan
mengamalkan dengan landasan ilmu. Keluarga sukses dunia akhirat adalah keluarga
yang selalu mengambil pelajaran dari sejarah atau kauniah keluarga yang ada di
sekitarnya. Keluarga yang sukses dunia akhirat adalah keluarga yang memperoleh
kenikmatan hakiki karena dilandasi dengan ilmu dan keimanan, serta selalu
memperbaiki diri dan keluarganya agar keselamatan tercurah kepada seluruh
anggotanya. Mereka selalu selektif dalam hal apa yang masuk, apa yang mereka
makan, dan apa yang mereka pakai dari hasil rizki yang mereka dapatkan.
Keluarga yang dibenci dan tersesat adalah keluarga yang tidak mengikuti
petunjuk bahkan menjauhi petunjuk. Menjalankan bahtera kehidupan berkeluarga
yang sekiranya menguntungkan kehidupan dunianya semata tanpa peduli arahan
ilmu. Keluarga yang semau gue,
tidak mengindahkan kaidah kehidupan, tidak selektif terhadap apa yang masuk,
apa yang mereka makan, dan apa yang mereka pakai dari hasil rizki yang mereka
dapatkan.
Amiin
Konsep bacaan Aamiin,
adalah konsep pengharapan. Pengharapan kepada sesuatu zat yang menguasai alam
ini yaitu Allah SWT. Ketika keluarga berharap kepada Zat Yang Maha Pengabul
Segala Harapan, ia akan termotivasi dan tidak akan pernah kecewa terhadap
segala keputusan yang diterima. Berbeda ketika keluarga berharap kepada makhluk
yang selalu mengecewakan harapan-harapan, yang tumbuh adalah sikap apatis
terhadap kehidupan dan terjebak ke dalam kehampaan kehidupan.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
imogiri, 09 Juli 2017
imogiri, 09 Juli 2017
sebagian jamaah kaum Hawa
sebagian jamaah pria
berpose sejenak : khas sikap tangan para pria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar