Lima Misi Utama Islam
Disampaikan oleh : Ahmad Arief Ma’ruf
Seringkali terdengar protes atau setidaknya
rasa kesal dari kalangan masyarakat, bahwa mengapa orang yang sehari-hari
menunaikan ibadah shalat, zakat, puasa, dan bahkan pernah menunaikan ibadah
haji, tetapi perilakunya belum menggambarkan makna dari kegiatan ritual
tersebut. Lantas disimpulkan bahwa, ibadah ritual tidak
selalu memberi dampak pada perilaku terpuji sehari-hari. Selain itu, seringkali
terdengar ungkapan pula bahwa pada setiap tahun jama’ah haji meningkat,
akan tetapi kasus-kasus korupsi tidak pernah surut. Bahkan, banyak
pejabat yang berhaji dan umrah berkali-kali, tetapi perilaku korupnya
tidak bisa berhenti.
Sebenarnya
misi Rasulullah saw yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Maka
artinya, seorang muslim dalam melakukan apa saja harus didasari oleh akhlak
mulia itu. Dalam berekonomi, politik, mengembangkan pendididikan, hukum,
bermasyarakat dan lain-lain harus didasarkan pada akhlak yang luhur.
Selalu dibayangkan bahwa, tidak akan mungkin seorang muslim melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan keyakinannya itu.
Namun sementara ini yang seringkali terjadi,
bahwa masih terdapat pemisahan yang sedemikian tajam antara persoalan agama
dan persoalan kehidupan lain pada umumnya. Agama dianggap sebagai
variabel tersendiri, terpisah dari kegiatan kehidupan pada umumnya. Maka
yang lahir adalah kehidupan pribadi yang tidak utuh. Seolah-olah antara ke
pasar sebagai upaya mencari rizki dianggap berbeda dari ketika ke masjid untuk
shalat berjama’ah. Ke masjid dianggap mencari bekal ke akherat, sementara ke
pasar dianggap untuk mendapatkan rizki untuk mencukupi kegiatan di dunia.
Cara berpikir dikotomis seperti itulah
kira-kira yang menjadikan Islam tidak dipandang sebagai ajaran yang utuh dan
komprehensif hingga melahirkan perilaku yang terbelah itu. Maka
akibatnya, antara kegiatan ritual dan kegiatan sosial menjadi tidak
menyatu.
Islam sedikitnya membawa lima misi besar untuk
mengantarkan ummat manusia agar menjadi selamat dan sekaligus bertbahagia, baik
di dunia maupun di akherat. Saya memandang bahwa Islam bukan sebatas
agama, melainkan juga peradaban. Islam sebenarnya sebuah ajaran yang
memiliki kekuatan pengubah dan sekaligus memberikan petunjuk dan
arah, agar manusia dalam hidupnya mendapatkan derajat mulia. Orang
yang demikian itu adalah memiliki karakter yang unggul. Dengan demikian,
sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad saw bahwa, Islam datang di muka bumi
adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia atau karakter yang unggul.
Adapun kelima misi besar yang dibawa oleh
Islam itu adalah sebagai berikut:
I.
Islam menjadikan ummatnya kaya ilmu. Ilmu yang
dimaksudkan di sini lingkupnya sangat luas, yaitu bersumber pada ayat-ayat
qawliyah dan sekaligus ayat-ayat kawniyah. Islam menganjurkan ummatnya untuk
mempercayai yang ghaib, tetapi juga harus memikirkan ciptaan Allah baik yang
ada di langit maupun yang ada di bumi. Mestinya sebagai implementasi dari
konsep itu, kaum muslimin dituntut mengkaji ilmu
fisika, kimia, biologi, matematika, psikologi, sosiologi, sejarah dan
lain-lain. Dalam mempelajari ilmu ilmu dimaksud, sebagai pembeda dari kaum
lainnya, harus mengawali dengan menyebut nama Allah, yaitu
bismirabbika. Selain itu, kegiatan tersebut harus sampai pada kesadaran yang
mendalam tentang keagungan asma Allah. Disebutkan dalam al Qur’an
iqra’ warabbuka al-akram. Artinya kegiatan itu hingga berhasil
membangun kesadaran tentang keharusan memuliakan Allah. Dengan
demikian mestinya, ummat Islam kaya ilmu pengetahuan.
II.
Islam membangun tatanan sosial yang adil di
tengah-tengah masyarakat manapun. Keadilan dalam Islam dianggap sebagai sesuatu
yang harus diwujudkan. Terdapat banyak sekali ayat-ayat al Qur’an yang
memerintahkan ummatnya agar berbuat adil. Bahwa sebelum nabi Muhammad diutus
sebagai rasul, masyarakat Arab terdiri atas kabilah atau suku-suku yang
beraneka ragam. Antar suku saling berebut sumber-sumber ekonomi, pengaruh atau
kekuasaan. Mereka yang kuat akan memenangkan perebutan itu, hingga
menguasai sumber-sumber kebutuhan hidup.
Dalam perebutan itu, mereka yang kalah,
yaitu rakyat biasa bukannya ditolong melainkan justru ditindas dan bahkan
dijadikan budak. Perbudakan sebagai sumber ketidak adilan ketika itu,
berkembang luar biasa. Orang disamakan dengan binatang, yaitu dijual
belikan di pasar-pasar. Harkat dan martabat manusia menjadi tidak ada harganya,
sebagai akibat nafsu berkuasa dan menguasai sumber-sumber ekonomi itu. Dalam
kondisi seperti itu, Nabi Muhammad datang untuk membangun tatanan sosial
yang adil dan bermartabat itu.
III. Islam menjadikan ummatnya meraih
prestasi unggul. Sebagai makhluk yang berprestasi unggul, setidak-tidaknya
memiliki empat ciri, yaitu (1) berhasil mengenal dirinya sebagai pintu mengenal
tuhannya, (2) bisa dipercaya sebagaimana dicontohkan oleh Muhammad
sebagai anutannya adalah seorang yang dikaruniai gelar al amien, (3) bersedia
untuk mensucikan dirinya, baik menyangkut pikirannya, hatinya dan raganya.
Seorang muslim tidak selayaknya mengambil harta atau mengkonsumsi makanan yang
tidak halal, dan (4) seorang muslim di manapun berada selalu memberi
manfaat bagi orang lain. Itulah manusia unggul yang diajarkan oleh Islam.
IV.
Islam memberikan tuntunan tentang bagaimana
kegiatan ritual seharunya dilakukan oleh setiap muslim. Kegiatan ritual
yang dimaksudkan itu, seperti berdzikir, shalat, puasa, haji
dan lain-lain-lain. Kegiatan itu sangat penting untuk membangun kekuatan
spiritual bagi mereka yang menjalankannya. Melalui kegiatan ritual itu,
maka terbangun komunikasi antara manusia dengan Dzat Yang Maha Pencipta.
Dengan kegiatan ritual itu pula maka terbangun sikap mulia seperti rendah hati,
sabar, ikhlas, amanah, peduli sesama, saling mencintai dan lain-lain.
V.
Konsep amal shaleh. Amal secara sederhana bisa
diartikan bekerja, sedangkan shaleh artinya adalah lurus, benar, tepat atau
sesuai. Maka amal shaleh sebenarnya bisa diartikan, bekerja secara
profesional. Dengan beramal shaleh maka artinya adalah bahwa setiap
perbuatan kaum muslimin harus dilakukan secara baik, sesuai dengan pengalaman
dan pengetahuan yang dimiliki. Suatu pekerjaan yang ditangani secara
profesional akan mendatangkan hasil maksimal.
Umpama misi Islam itu berhasil
diimplementasikan oleh ummatnya, sehingga ummat Islam menjadi kaya ilmu, meraih
pribadi unggul, berada pada tatanan sosial yang adil, menjalankan kegiatan
ritual secara sempurna untuk membangun spiritual dan pekerjaan selalu
ditunaikan secara profesional, maka ummat Islam akan meraih kemajuan yang
luar biasa. Namun sayangnya, dari kelima misi Islam tersebut, oleh
sementara kaum muslimin, baru ditangkap pada aspek ritualnya.
Sedangkan aspek lainnya belum dipandang sepenuhnya sebagai bagian dari Islam.
Oleh karena itu, menjadi wajar manakala selama ini, ummat Islam masih
belum meraih kemajuan sebagaimana yang selama ini diharapkan. Sebab,
Islam baru dipandang sebagai kegiatan ritual belaka.
Oleh karena itu, agar Islam menjadi kekuatan
untuk membangun karakter bangsa secara utuh, maka ajaran yang dibawa oleh
Nabi Muhammad harus dipahami secara utuh pula. Islam harus dipahami
sebagai ajaran yang setidaknya, membawa kelima misi besar sebagaimana
dikemukakan di muka. Islam semestinya tidak saja dipahami sebagai agama,
melainkan juga sebagai konsep tentang peradaban unggul. Konsep tersebut harus
diperkenalkan melalui pendidikan secara terus menerus, agar ajaran yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw., benar-benar menjadi kekuatan untuk membangun
karakter bangsa secara sempurna, dan tidak lagi dipahami hanya sebagiannya
saja, sebagaimana yang kebanyakan terjadi selama ini. Wallahu
a’lam.
Sumber : “Islam dan Pendidikan Karakter,”
(http://www.uin-malang.ac.id)
Baitul Makmur, Imogiri
Alhamdulillah, mencerahkan, umat islam yang hanya menjalankan ritual ibadah saja, tapi ritual sosial kemasyarakatannya masih dilupakan.
BalasHapus